Selasa, 20 November 2012

Krishna, Narayana, ataukah Hyang Widhi?



 
Nama Tuhan resmi orang hindu nusantara khususnya lagi yang beretnis bali adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi dalam kenyataannya banyak umat yang lebih memilih menyebut beliau sebagai Narayana seperti apa yang tersirat dalam bait mantram Puja Trisandya bait ke dua " 
Om Narayana Evedagm Sarvam, yadbhutam yas ca bavyam' , Niskalo Nirajana Nirwikalpo, Nirakyatah sudho devo Eko, Narayana na dwityo asti kascit" yang kurang lebih berarti bahwa Tuhan Narayana adalah sumber dari segala sesuatu. Narayana bersifat maha suci, gaib, tanpa noda. Tuhan Narayana itu hanya satu sama sekali tiada duanya"

Sebutan Ida sang Hyang Vidhi Vasa bagi sebagian besar umat hindu di Nusantara, dan Bali pada khususnya adalah nama sekunder yang dipakai untuk menamai Tuhan yang tidak bisa dibatasi oleh nama dan wujud tertentu. Nama Ida Sang Hyang Vidhi Vasa, tidak populer di kalangan umat hindu di luar indonesia, bahkan kalangan hindu etnis India yang ada di indonesia-pun jarang yang memakai gelar tersebut, karena mereka lebih mengenal nama-nama primer / utama Tuhan seperti apa yang disebutkan dalam hukum tertinggi Veda seperti nama suci “Narayana, Hari, Rama, Govinda ataupun Krishna.”. adapun beberapa susastra yang bisa dijadikan acuan terhadap hal ini seperti misalnya : 

Bhagavata Purana 12.3.51
Kaler dosa nidhe radjan  // Asti eko mahan huna
Kritandad eva Krishnatsya  //   Muktah sangah param Vrajet
(Walaupun jaman Kali dipenuhi dengan kegiatan berdosa, namun jaman Kali juga memiliki satu sifat baiknya, yakni hanya dengan melantunkan nama-nama suci Krishna dengan bhajan atau sankirtan, seseorang bisa dibebaskan dari lautan samsara dan mencapai Mukti )

Bhagavata Purana 12.3.52
Krta yad dhyayanto Vishnum   //   Tretayam yajato makhaih
Dvapare pari caryayam   //   Kalau tad Hari kirtanad
(Hasil apapun yang dicapai seseorang dengan melakukan meditasi kepada Sri Vishnu pada jaman Satya / Krta yuga, dengan melakukan berbagai yajna atau korban suci pada jaman Treta dan dengan melakukan pemujaan kepada Arca Vigraha Tuhan pada jaman Dvapara, maka hasil yang sama akan dicapai pada jaman Kali ini hanya dengan mengucapkan nama-nama suci Sri Hari (Tuhan )

Srimad Bhagavatam. 1.3.28
Ete Camsa – Cala pumas   //   Krsnahtu bhagavan svayam
Indrari – vyakulam lokam  //  Mrdayanti yuge-yuge
(Segala daftar penjelmaan Tuhan YME yang dikemukakan disini adalah bagian-bagian yang berkuasa penuh atau bagian-bagian dari yang berkuasa penuh dari Tuhan. tetapi Sri Krishna adalah kepribadian Tuhan YME itu sendiri.)

Srimad Bhagavatam 2.5.16
Narayana- paro yoga   //   Narayanad- param tapah
Narayana- param jnanam   //   Narayana- param gatih
(Sesungguhnya segala tujuan dari meditasi dan ilmu kebatinan adalah untuk memahami Tuhan Narayana. Tujuan pertapaan untuk mengerti Narayana. Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah untuk mengetahui Narayana dan tujuan dari Moksa adalah untuk mencapai kerajaan Tuhan Narayana.)


Atharva Veda, Gopala tapani Upanisad 1.24
Yo brahmanah vidadhanti  
Purvam yo vai vedams ca gopayati sma Krsnah
(Beliau yang sudah ada sebelum dewa Brahma sendiri diciptakan, yang memberikan pengetahuan Veda dan membebaskan dewa Brahma dari kegelapan )
Atharva Veda : & Narayana Upanisad
Atha puruso hai vai Narayana
Kamayata prajah srjeya ity upakramya
(Kepribadian yang paling utama ingin menciptakan para mahluk hidup, demikian Narayana akhirnya menciptakan semua mahluk hidup.)

Atharva Veda Narayana Upanisad
Narayanad brahma jayate
Narayanad prajapatih prajapate
Narayanad indro jayate
Narayanad astau vasavo jayate
Narayanad eka dasa rudra jayante
Narayanad dvadasadityah
(dari Narayana, dewa Brahma dilahirkan, Narayana menciptakan Prajapatih, dari Narayana, dewa Indra diciptakan. Narayana menciptakan delapan Vasu, sebelas Rudra, dan juga dua belas aditya.)

Krsna yajur Veda, Varaha purana :
Narayanah paro devas   //   Tasmaj jatas caturmukhah
Tasmad rudro ‘bhavad devah   //   Sa ca sarva-jantam gatah
(Narayana adalah Tuhan yang maha kuasa, dewa Brahma yang berkepala empat dan juga Rudra yang mengetahui segala sesuatu tercipta melalui beliau)

Kitab Brahma samhita 5.1 (puji-pujian dewa Brahma kepada Tuhan Sri Krishna )
Isvarah Parama Krishna// Sat cit ananda Vigraha
anadir adir Govinda// sarva karana karanam
Engkau adalah Tuhan tertinggi wahai Sri Krishna, sumber dari segala pengetahuan, kekekalan, dan kebahagiaan, Engkau yang dikenal juga dengan nama Govinda sebagai sumber dari segala sebab.
Dalam kitab yang sama dari sloka 29 sampai sloka 66, dewa Brahma mengagungkan Sri Krishna dengan nama Govinda (…Govindam adi purusa tam aham bhajami )

Brahma samhita 5.48
Yasyaika-nisvasita-kalam athavalambya   
Jivanti loma-vila-ja-jagad-anda-nathah
Visnur mahan sa iha yasya kala-viseso 
Govindam adi purusam tam aham bhajami



(Maha Vishnu adalah penjelmaan dari Sri Krishna di alam fana. Semua alam semesta yang tak terhitung jumlahnya tercipta dan terlebur melalui nafas Sri Krishna. Demikian hamba hanya menyembah Govinda yang merupakan sebab dari segala sebab.)

Bait kedua Mantram Trisandya: yang diambil dari Narayana Upanisad
Om Narayana evedam sarvam Yad bhutam yasca bhavyam // Niskalo Niranjana Nirvikalpo Nirakyatah sudha deva eko Narayanah //  Na dwityo asti kascit.

Kalisantara Upanisad :
Dewa Brahma menyabdakan kepada Devarsi Narada tentang cara termudah yang dapat dipakai oleh manusia di Jaman Kali untuk  menyebrangi lautan samsara kehidupan adalah dengan mengucapkan secara berulang-ulang tentang kebesaran nama Tuhan yang maha suci. Nama Tuhan yang tersusun dari 16 suku kata yakni :
Hare Krishna Hare Krishna // Krishna Krishna Hare Hare // Hare Rama Hare Rama // Rama Rama Hare Hare.

Pujian Sri Sankaracharya (seorang Guru besar yang merupaan inkarnasi dari Dewa Shiva):
Bhaja Govindam..Bhaja Govindam,
Govindam Bhaja mudha matte, nahe nahe samprapte duskrtya karane
( Wahai orang-orang bodoh, ucapkanlah selalu nama Govinda (Krishna yang berarti memenuhi segala keinginan) karena pengetahuan dunia dan tata bahasa tidak akan mampu menyelamatkanmu dari lautan samsara saat ajalmu tiba.)

Jadi Gelar Tuhan yang berarti Ia yang maha tahu ataupun penguasa pengetahuan (Ida Sang Hyang Vidhi Vasa) adalah sebutan Tuhan Hindu yang hanya ada di Indonesia, Bali pada umumnya. Nama ini kurang dikenal oleh penganut hindu di luar nusantara karena gelar “ Ida Sang Hyang” itu memang hampir tidak ditemukan dalam kitab hukum yang lebih tinggi. Sedangkan kata Vidhi yang urat katanya Vid memang bahasa sansekerta yang berarti Pengetahuan. Demikian halnya dengan kata Vasa. ini dikenal dalam Veda yang berarti “Penguasa”. Penamaan Tuhan hindu dengan gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa dan juga susunan Mantram Trisandya yang dipergunakan umat hindu di indonesia tidak terlepas dari sejarah perjalanan hindu di Nusantara yang sempat hampir tidak diakui oleh Negara RI karena kurangnya kejelasan tentang syarat-syarat diakuinya kelompok tertentu menjadi sebuah agama resmi di indonesia seperti kejelasan nama Nabi / Rasul / orang suci yang menyampaikan atau mengajarkan agama bersangkutan, adanya kesamaan doa pujian kepada Tuhan, serta adanya nama Tuhan resmi yang diakui dan dipakai oleh seluruh penganut keyakinan yang sama di seluruh indonesia. Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada tahun kebelakang ketika ada revisi tentang mantram panca sembah yang menandakan bahwa  susunan tata cara persembahyangan waktu itu belum terlalu fix karena belum adanya kebebasan dalam mengakses keasliannya dari negri Bharatiya India sebagai pusat awal perkembangan hindu di seluruh dunia. dalam bait Trisandya yang dipakai pedoman resmi dalam bersembahnyang, sudah sangat jelas disebutkan bahwa  Tuhan Narayana adalah sumber dari segala sesuatu, baik yang telah ada maupun yang akan ada. Beliau bersifat abadi, murni, dan tak tercela, Narayana itu hanya satu tidak ada duanya.
OM Narayana evedagm sarvam // yad bhutam yas ca bavyam Niskalo Niranjana nirvikalpo // Nirakyatah Sudha Deva eko
Narayana // Na Dwityo asti kascit.
Dalam bait selanjutnya dipertegas kembali bahwa, beliau (Narayana) juga dikenal dengan nama Shiva, Mahadeva, Ishvara, Brahma, Vishnu, ataupun Rudra.
Anehnya, walaupun sudah jelas ditekankan Na Dwityo ; Na = tidak Dwi = dua, Tidak ada duanya yang mengacu kepada Tuhan Narayana, tapi masyarakat hindu bali justru lebih mengenal gelar Ida Sang Hyang Vidhi Vasa untuk memanggil Tuhannya. Tentu saja hal ini tidak salah karena Hyang Vidhi Vasa juga bermaksud kepada Tuhan Narayana. Hanya saja hal inilah yang justru kadang menjadi bumerang untuk menyerang keyakinan sendiri oleh umat lain karena seperti misalnya di Islam, ketika mereka menyebut “ Laila ha ilalah = Tiada Tuhan selain Allah, maka semua penganut keyakinan Islam akan memakai nama Allah sebagai nama Tuhan resmi mereka di manapun mereka berada. Walaupun ada beberapa sebutan lain yang dipakai untuk menamai Allah mereka misalnya Al-Alim, Al-Khudus, Al-Rahim,dll. Demikian halnya penamaan Tuhan dalam agama lain yang pasti sama bagi penganutnya dimanapun mereka berada.
Bertitik tolak dari hal inilah maka dalam kelompok spiritual lebih sering memakai nama-nama utama Tuhan yang dikenal oleh seluruh umat hindu di dunia seperti nama suci Rama yang terdiri dari dua suku kata ketuhanan yakni ‘Ra’ yang mengacu kepada nama suci Narayana dan suku kata “MA” yang mengacu kepada “ OM Namah Shivaya (Penjelasan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba ) ataupun nama suci Krishna yang berarti Ia yang menganugrahi kesucian dan maha menarik. . Beberapa umat hindu etnis bali mungkin masih asing untuk bisa menerima nama suci Rama, Krishna, atau Govinda untuk menyebut nama primer dari Ida Hyang Vidhi Vasa terkait dengan anggapan sebagian besar orang bali bahwa Sri Krishna hanyalah tokoh dalam pewayangan atau bahkan sosok anak hebat yang seringkali dipersamakan dengan film kartun Naruto atau kenakalan Sincan. 


Inilah celakanya umat yang mengaku paling beragama tetapi tidak mengetahui nama Tuhannya sendiri, itihasa dianggap sebagai mitologi / cerita pengantar tidur saja. Padahal kebesaran Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang menempatkan Sri Rama dan Sri Krishna sebagai tokoh utama adalah kebenaran yang tidak terbantah dan merupakan suatu kejadian nyata yang pernah terjadi di muka bhumi ini. Bhagavan Gita sendiri yang dikenal sebagai Pancama Veda adalah bagian dari Bhisma Parva dalam mahabharata, jadi jika Mahabharata hanya dipandang sebagai mitos maka Bhagavan Gita yang menguraikan sabda Tuhan Sri Krishna kepada Arjuna juga akan ditempatkan pada level yang sama. Alangkah ironisnya jika mengaku umat hindu tetapi tidak mempercayai kitab suci agamanya sendiri karena menganggapnya tidak lebih daripada sekedar mitos / cerita buatan manusia.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Thank for Srila Prabhupada books, you make enlighten to all.

hare krishna.