Senin, 11 November 2013

DARK PERIOD -PERIODE GELAP BAGI SEORANG BHAKTA



DARK PERIOD -PERIODE GELAP - translated by Purnawarman

Sudha ADITYA: Ada masa dalam hidup saya ketika saya merasa bahwa saya telah jatuh dan selama waktu tersebut, saya tidak dapat melanjutkan rutinitas sadhana dan dhyana saya. Mengapa hal ini terjadi, Baba?
SAI: Setiap Sadhaka akan mengalami masa-masa ini, yang disebut "PERIODE GELAP" (DARK PERIOD). Ada perubahan yang terjadi di dalam dirimu selama periode ini yang tidak engkau sadari. Ini adalah periode pematangan dan pada akhirnya, engkau muncul menjadi orang yang lebih kuat dan lebih baik. Hal ini sama seperti membuat kue natal. Engkau mencampur dan mengaduk semua bahan-ramuan yang dibutuhkan dan memanggangnya dan kemudian engkau menyimpan kue tersebut selama beberapa hari dan membiarkannya hingga matang dan lembut/empuk. Setelah itu, rasanya lebih kaya/enak dan manis. Atau, ambillah contoh pembuat-anggur. Ia membuat sirup dari buah anggur dan menyimpannya dalam bejana kayu selama berbulan-bulan. Selama waktu penyimpanan tersebut, anggur itu berfermentasi dan berbuih dan akhirnya menjadi anggur yang manis. Ini adalah kasus yang sama juga dengan praktek sadhana. Engkau hanya sedang mengalami proses pematangan. Jadi, jangan berpikir bahwa engkau telah jatuh.

Sudha ADITYA: Apa sebenarnya proses pematangan itu, Baba? Apa maksud dan manfaatnya?
SAI: Selama proses sadhanamu berlangsung, engkau akan mengalami berbagai macam pengalaman dan belajar banyak hal. Semua kenyataan ini harus diasimilasi oleh atmamu-jiwamu, dianalisis dan dikonversi menjadi pengetahuan dan kebijaksanaan. Kadang-kadang, hal ini dilakukan secara sadar oleh dirimu sendiri melalui proses "vichaara '(pencarian-penyelidikan batin-bertanya pada diri sendiri) dan" viveka "(diskriminasi). Tetapi pada waktu lain, perubahan pengalaman menjadi kebijaksanaan ini terjadi tanpa engkau sadari., dalam kegelapan. Dan karenanya, periode gelap muncul. Misalnya, apa yang terjadi setelah engkau makan? Makanan harus diserap, dicerna dan diasimilasi oleh system pencernaanmu. Engkau tidak dapat melihat proses pencernaan dan asimilasi, tetapi hal tersebut berlangsung dan terjadi di dalam tubuhmu. Ini adalah kasus yang sama dengan makanan rohani. Engkau membaca buku-buku agama, mendengarkan bhajan dan berwacana, ikut dalam kegiatan sathsang, mempraktekkan sadhana dan dhyana. Semua ini adalah makanan untuk ATMA. Makanan rohani harus diserap, dicerna dan diasimilasi oleh ATMA-jiwa. Hasil akhir dari proses ini adalah pertumbuhan dan pematangan rohani, mental dan emosional.

SUDHA: Apakah karena terjadinya perubahan-perubahan ini kita kadangkala -terperangkap dalam semacam inersia (kelambanan) rohani, Baba?
SAI: YES. Periode Pematangan ini adalah salah satu periode yang membingungkan para sadhaka. Engkau merasa bingung,linglung,kacau, tersesat, seperti kapal tanpa kemudi terombang ambing di kegelapan malam dan berusaha mati-matian untuk mencapai pantai (cahaya daratan).

Sudha: Baba, pada saat-saat seperti itu, saya tidak memiliki perasaan kedekatan yang sama denganMU.
SAI: Ya, Aku tahu. Engkau merasa kehilangan pegangan/terombang-ambing. Engkau tidak memiliki semangat dalam praktek rohani. Tapi ini hanya sebuah fase sementara yang pada akhirnya engkau muncul lebih murni, lebih kuat dan lebih mulia. Misalnya, jika engkau sakit, badanmu menjadi lemah. Dokter merawat dan mengobatimu dengan memberikan obat dan tonik-penguat tenaga. Engkau sendiri tidak bisa melihat proses penyembuhan yang dilakukan obat tersebut tetapi proses penyembuhan berlangsung dalam tubuhmu. Setelah pengobatan selesai kesehatan tubuhmu kembali normal dan segar bugar. Demikian pula, ketika perubahan-perubahan rohani dan transformasi spiritual sedang terjadi dalam dirimu, Engkau dilanda dengan perasaan kelesuan mental dan spiritual. Tapi ketika proses pematangan selesai, kegelapan sirna dan fajar menyingsing dan engkau berkilauan cahaya yaitu menjadi seorang yang lebih kuat dan bijaksana.

Sudha: Engkau adalah Sadguru, Baba. Engkaukah yang membentuk dan mengontrol perubahan rohani kami?
SAI: YA, Aku memonitor pertumbuhan rohanimu dan mengatur kemajuan rohanimu. Aku mengetahui masa lalumu dan tingkat evolusi spiritual yang telah engkau capai di kelahiran-kelahiranmu yang terdahulu. Berdasarkan perkembangan masa lampaumu, Aku membantu sadhanamu sekarang ini dan mengarahkan dan mengendalikan pertumbuhan rohanimu. Aku tahu pasti seberapa jauh kemajuanmu sebelumnya dan kemajuan sekarang. Hal ini sama seperti membuat manisan. Juru masak tahu kapan cairan gula mencapai kekentalannya yang pas, kapan tepung, ghee, dan perasa makanan dimasukkan, dan seberapa banyak menambahkan bahan-bahan tersebut dan berapa banyak menambahkan bahan-bahan tersebut dan kapan tepatnya manisan tersebut diangkat dari tungku. Sama halnya aku mencampur dan menambahkan dan mengaduk sampai engkau mencapai tingkatan tertentu dalam kesadaran spiritual.

Sudha: Seberapa seringkah fase pematangan ini terjadi dalam kehidupan seorang Sadhaka?
SAI: Hal itu tergantung pada tingkat pencapaian spiritual Sadhaka tersebut. Berbeda dengan pertumbuhan fisik, pertumbuhan rohani harus sangat lambat dan bertahap. Pertumbuhan tersebut terjadi melalui serangkaian kelahiran. Tetapi, jika engkau mengambil satu kelahiran, ada banyak tahapan yang harus dilalui; PERIODE GELAP adalah bagian dari tahapan-tahapan tersebut. Seorang Sadhaka sejati haruslah melalui beberapa tahapan pengujian batin yang terus ditempa. frekuensi terjadinya periode ini tergantung pada tabiat rohani seseorang, sama seperti proses belajar tergantung kepada IQ Beberapa orang dapat menerima dan menyerap lebih cepat dari yang lainnya. Tapi bahkan bagi mereka yang tingkatan sangat tinggipun akan mengalami periode-periode ini pada beberapa masa dalam hidupnya. Bahkan para-Rsi dan para-yogi (para bijak-waskita) pada jaman dahulu biasa mengalaminya walau tak seorangpun yang menceritakannya.

Sudha: Tepatnya kapan periode ini terjadi dalam kehidupan seorang sadhaka, Baba?
SAI: Tentu saja bukan diawal sekali. Tahap-tahap awal kehidupan seorang Sadhaka adalah pengalaman-pengalaman, sensasi-sensasi, dan getaran jiwa. Hanya setelah itu mulailah rohaninya berevolusi atau berkembang. Perubahan-perubahan itu mulai terjadi, katakanlah di tengah pertengahan jalan dan setelah itu proses belajar yang sesungguhnya dimulai.
Bayangkan kemajuan seorang sadhaka ibarat sedang mendaki sebuah gunung. Engkau mendaki dengan penuh semangat sempai ketinggian tertentu. Kemudian engkau merasa lelah dan ketika engkau mencapai dataran yang tidak begitu tinggi, engkau berhenti dan beristirahat. Setelah nafas dan tenagamu pulih kembali, engkau siap melanjutkan pendakian. Jadi engkau terus mendaki dan beristirahat sampai engkau mencapai puncak gunung.
Periode-periode pematangan dalam kehidupan seorang sadhaka sama seperti dataran-dataran tinggi sebuah gunung. Ketika kegelapan sirna dan cahaya muncul, engkau menjadi semakin kuat dan bertenaga dan siap mendaki ke tingkatan yang lebih tinggi. Jadi, jangan berkecil hati-putus asa atau sedih ketika engkau terjebak di fase ini. Ini adalah masa pembentukan, pencetaka dan penghalusan. Ini adalah saat dimana perkembangan dan evolusi yang sesungguhnya sedang terjadi di dalam dirimu(batinmu).

Sudha: Apa yang harus kami lakukan dalam masa itu, Baba?
SAI: Ini adalah waktu untuk melakukan lebih banyak karma dan seva yang mengarah pada trikarana suddhi' atau '-pemurnian ketiga instrumen: tangan, lidah dan pikiran. Bila engkau melibatkan diri dalam karma dan seva, tangan dan lidah selalu sibuk dan tidak ada celah untuk terlibat dengan hal-hal buruk. Ketika keduanya dimurnikan, pikiran juga menjadi murni dan sejuk seperti bulan. Dengan demikian, engkau bisa menggabungkan proses pemurnian eksternal dengan internal yang sedang berlangsung dalam dirimu.

Sudha: Apakah hal ini akan membantu kami keluar lebih cepat dari periode gelap ini?
SAI: YA, jika engkau mengenali periode ini apa adanya. Engkau dapat membantu proses percepatan pengembangan batin dengan mengadopsi praktek-praktek eksternal yang benar. Jika engkau bisa mengkombinasikan keduanya, engkau akan membantu pertumbuhan rohani. Dan ketika periode evolusi berakhir, dan dirimu yang sejati akan muncul dengan energi, tenaga dan semangat yang baru, dan siap untuk terlibat dalam sadhana yang baru dan bergerak ke alam kesadaran pengalaman dan pembelajaran yang lebih tinggi.

OM SAIRAM

SUMBER;
Sathya Sai’s Amrita Varshini
Author : Sudha Aditya Page: 19-23
Alih Bahasa; Purnawarman and Vijay Kumar