Senin, 02 Februari 2015

Hubungan antara Maharaja Bali, Vamana Avatara, Sri Krishna, dan Raksasi Putana



2 Hal mendasar yakni Hukum sebab akibat atau Karma phala dan juga Reinkarnasi, mungkin tdk tersurat secara jelas dlm kitab agama Abrahamik. Namun terlepas dari yakin tidaknya seseorang terhadap hal dimaksud, kedua hukum ini adalah keniscayaan yang pasti akan dialami semua roh. Sebab Ia adalah produk Tuhan bukan hasil kecerdasan manusia.
Kisah tentang Putana, seorang Raksasi wanita yang dikirim oleh Raja Kamsa untuk menghabisi Sri Krishna yang telah ditakdirkan sebagai maut bagi Kamsa, adalah salah satu gambaran nyata bagaimana seharusnya mahluk hidup yang dikarunia daya pikir agar mampu mempergunakannya dengan baik untuk menyelamatkan dan meningkatkan kwalitas kehidupan jiwanya ke taraf yang lebih tinggi dan mulia dari kehidupan yang didapatkannya pada saat ini.

Sebenarnya siapakah Putana sebelum ia dilahirkan dalam wujud seorang raksasa wanita ?. Sebagaimana penuturan dari Bhagavan Sri Sathya Narayana, Putana adalah putrid dari Maharaja Bali yang merupakan penguasa di kerajaan Kerala. Walaupun Bali adalah seorang raksasa, tapi Ia adalah pemimpin yang sangat arif. Ia melandaskan segala kegiatannya pada kebenaran. Dilaksanakannya tugas-tugasnya dengan menganggap rakyat sebagai anak-anaknya sendiri. Bali adalah raja yang sangat dermawan. Ia penuh belas kasihan dan cemerlang bagaikan surya kebenaran sehingga menyebabkan pemerintahannya di Kerala makmur dan bahagia. Namun sangat disayangkan bahwa dengan berkah kekuatan yang dimilikinya, ia menjadi agak congkak dan menyerang beberapa kerajaan untuk dikuasainya, bahkan alam sorgapun hendak ditaklukannya. Ia telah mengalahkan semua dewa yang kurang sakti dengan keperkasaannya yang hebat. Maka suatu hari, untuk memperingati kemenangannya itu, ia menyelenggarakan sebuah yajna yang disebut Visvahit yajna di tepian sungai Narmada.